Selasa, 29 September 2015

praktikum mikrobiologi umum teknik isilasi mikroba




 
                                                                   ACARA III
TEKNIK ISOLASI MIKROBA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Isolasi mikroba adalah pemindahan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Suatu mikroba yang hidup di alam terbuka jarang dijumpai tumbuh sebagai biakan murni. Namun pada umumnya dalam populasi campuran dengan mikroba lain. Dalam mengisolasi mikroba, semua alat yangdigunakan harus steril agar media yang akan digunakan tidak akan terkontaminasi oleh mikroba lain yang tidak diinginkan. Mikroba tidak membutuhkan banyak tempat untuk perkembangannya, salah satu tempat perkembangan mikroba adalah media buatan yang dapat dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau cawan petri. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum mengisolasi mikroba yaitu sifat dan jenismikroba yang akan diisolasi, tempat hidup dan asal mikroba, medium untuk pertumbuhan yang sesuai, faktor lingkungan tempat inkubasi, dan cara menanam mikroba (Dwidjoseputro, 2010). Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan untuk mengetahui teknik-teknik isolasi mikroba seperti bakteri dan khamir.

Tujuan Praktikum
            Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui teknik-teknik isolasi mikroba dan cara mengisolasinya.

TINJAUAN PUSTAKA
Suatu mokroba yang hidup di alam terbuka jarang dijumpai tumbuh sebagai biakan murni, tetapi pada umumnya dalam populasi campuran dengan mikroba lainnya. Untuk mengidentifikasi mikroba, termasuk pengujian morfologi, fisiologi dan serologi, sebelumnya perlu dilakukan isolasi dari habitatnya. Jadi, isolasi suatu mikrobia adalah memindahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkan sebagai biakan murnidalam media buatan (Nazaruddin, 2014).
Isolasi mikroba pada prinsipnya adalah memisahkan jenis mikroba dengan jenis mikroba lainnya dengan asal mikroba yang terdiri dari berbagai macam spesies. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkan biakan pada media padat. Pada medium padat, sel-sel akan membentuk suatu koloni sel yang tetap. Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media pada beberapa tempat yang terpisah maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi satu koloni sehingga mudah perpisahan selanjutnya (Schlegel, 2007).
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni (Dwijoseputro, 2010).
Dikenal beberapa metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dan diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies dapat dipisahkan (Arifanto, 2009).
            Di alam bebas, tidak ada mikroba yang hidup sendiri atau terlepas dari spesies lain. Seringkali mikroba patogen kedapatan secara bersama-sama dengan mikroba aerob (saprobakteri). Dalam biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga bagaimanamemelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Medium untuk membiakkan mikroba haruslah steril sebelum digunakan. Kontaminasi dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Teknik biakan murni untuk suatu spesies dikenal dengan beberapa cara yaitu cara pengenceran, cara penuangan, cara pengenceran (Waluyo, 2007).                              







PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 11 November 2014 di Laboraturium Mikrobiologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Alat dan Bahan Praktikum
a.       Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi yaitu tabung reaksi, mikropipet, cawan petri, jarum ose, drigalski, lampu bunsen, jarum ent, jarum preparat, dan incubator.
b.      Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi yaitu suspensi biakan murni (Bacillus sp.), medium Nutrient Agar (NA), medium Plate Count Agar (PCA), dan Nutrien Broth (NB).
Prosedur Kerja
a.       Metode gores
1.      Diambil kultur biakan dengan menggunakan jarum ose.
2.      Digoreskan ujung jarum ose diatas permukaan NA.
3.      Dilakukan metode diatas secara duplo (dua kali percobaan).
4.      Dibungkus cawan petri dengan plastik dan diberi label.
5.      Diinkubasi pada suhu 37oC didalam inkubator selama 2 hari.
6.      Diamati warna, bentuk, dan pola pertumbuhan koloni bakteri.
b.      Metode sebar
1.      Diambil kultur biakan (Bacillus sp.) dengan menggunakan pipet mikro sebanyak 0,5 ml.
2.      Dituang diataas permukaan medium NA.
3.      Diratakan kultur biakan diatas medium NA menggunakan drigalski.
4.      Dilakukan langkah 1 sampai 3 secara duplo (dua kali percobaan).
5.      Dibungkus cawan petri dengan plastik dan diberi label.
6.      Diinkubasi pada suhu 37oC di dalam inkubator selama 2 hari.
7.      Diamati warna, bentuk, dan pola pertumbuhan koloni bakteri hasil inkubasi.
c.       Metode tuang
1.      Diambil kultur biakan cair sebanyak 1 ml dengan menggunakan mikropipet.
2.      Dipindahkan ke cawan steril, dituangkan media.
3.      Digoyangkan dan diputar cawan petri di atas meja untuk meratakan penyebaran biakan dalam medium.
4.      Dilakukan langkah 1-3 secara duplo (2 kali percobaan).
5.      Dibungkus cawan petri dengan plastik dan diberi label.
6.      Diinkubasi dengan suhu 37oC di dalam inkubator selama 2 hari.
7.      Diamati warna, bentuk, dan pola pertumbuhan koloni bakteri hasil inkubasi.
d.      Metode tusuk
1.      Dicelupkan ujung jarum preparat ke dalam suspensi bakteri.
2.      Ditusukkan secara tegak ke dalam medium NA.
3.      Dilakukan langkah 1-2 secara duplo (dua kali percobaan).
4.      Dibungkus cawan petri dengan plastik dan diberi label.
5.      Diinkubasi dengan suhu 37oC didalam inkubator selama 2 hari.
6.      Diamati warna, bentuk, dan pola pertumbuhan koloni bakteri hasil inkubasi.
e.       Metode medium cair
1.      Diambil kultur biakan dengan menggunakan jarum ose.
2.      Dipindahkan biakan ke dalam media NB dan ditutup dengan kapas.
3.      Dilakukan langkah 1-2 secara duplo.
4.      Dibungkus tabung reaksi dengan plastik dan diberil label.
5.      Diinkubasi dengan suhu 37oC di dalam inkubator selama 2 hari.
6.      Diamati warna, bentuk dan pola pertumbuhan koloni bakteri hasil inkubasi.









HASIL PENGAMATAN
Tabel 3.1. Hasil Pengamatan Teknik Isolasi Mikroba
No
Metode
Kenampakan
Warna
Pola Pertumbuhan


U1
U2
U1
U2
U1
U2
1
Gores
Bergelombang
Bergelombang
Putih
Putih
Zig-zag
Zig-zag
2.
Sebar
Bergelombang
Bergelombang
Bening
Bening
Menyebar
Menyebar
3.
Tuang
Rata
rata
Putih
Putih
Menyebar
Menyebar
4.
Tusukan
Mengikuti tusukan
Mengikuti tusukan
Kuning keruh
Kuning keruh
Tersebar pada permukaan
Tersebar pada permukaan
5.
Cair
Spiral
Rata
Kuning bening
Kuning bening
Mengendap berbenang
Rapat













PEMBAHASAN
            Suatu mikroba yang hidup di alam terbuka jarang dijumpai tumbuh sebagai biakan murni, tapi pada umumnya dalam populasi campuran dengan mikroba lainnya. Untuk mengidentifikasi mikroba, termasuk pengujian morfologi, fisiologi, dan serologi, sebelumnya perlu dilakukan isolasi dari habitatnya. Jadi isolasi suatu mikroba adalah memindahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkan sebagai biakan murni dalam medium buatan (Nazzarudin, 2014).
            Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui dan melakukan beberapa cara untuk mengisolasi mikroba. Dalam praktikum ini dilakukan lima metode isolasi mikroba yaitu yaitu metode gores, metode sebar, metode tusuk, metode tuang dan metode medium cair. Kultur yang digunakan dalam praktikum ini adalah Bacillus sp. dan medium Nutrient Agar (NA).
            Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh kenampakan bergelombang untuk sampel satu dan dua. Warna yang diperoleh untuk kedua sampel adalah putih dengan pola pertumbuhan zig-zag. Metode gores bertujuan untuk menumbuhkan kultur pada media baru dan untuk mengisolasi mikroba. Pada metode gores, kultur digoreskan dengan menggunakan jarum ose pada permukaan medium dengan pola tertentu. Menurut Surbakti (2010), metode gores memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dari latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Metode gores memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah koloni yang dihasilkan adalah koloni tunggal dan kelemahannya adalah proses pelaksanaannya cukup sulit karena membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian yang tinggi. Contohnya pada saat menggoreskan kultur agar tidak merusak media.
            Berdasarkan metode sebar diperoleh hasil kenampakan bakteri bergelombang untuk sampel 1 dan 2. Berwarna bening dengan pola pertumbuhan menyebar. Kelebihan dari metode sebar adalah dapat digunakan untuk memisahkan mikroba aerob dengan mikroba lainnya. Sedangkan kelemahannya adalah sulit membedakan kontaminan karena sampel diratakan ke seluruh permukaan. Metode sebar bertujuan agar mikroba dapat tumbuh merata pada permukaan media. Sebelum isolasi, dilakukan pengenceran yang bertujuan agar populasi mikroba tidak terlalu padat. Menurut Razuna (2010), sumber mikroba harus diencerkan terlebih dahulu agar populasinya tidak terlalu padat. Apabila tidak dilakukan pengenceran, maka populasi mikroba yang tumbuh pada media tumbuh terlalu padat sehinngga akan sulit mengidentifikasinya.
            Metode tuang atau tebar dilakukan dengan cara menghomogenkan mikroba yang akan dibiakkan dengan media Nutrient Agar (NA) yang telah dicairkan diatas suhu 45oC  yang kemudian dibiarkan memadat. Dari hasil pengamatan diperoleh kenampakan yang rata dari bakteri untuk kedua sampel. Warna yang diperoleh adalah putih dengan pola menyebar. Menurut Volk (1993), menyatakan bahwa cara penuangan terdiri dari penginokulasian biakan campuran ke dalam tabung-tabung uji yang mengandung NA cair yang telah didinginkan, isinya diaduk untuk memencarkan bakteri ke seluruh medium. Kelemahan metode tuang adalah kontaminan sulit dibedakan sedangkan kelebihannya mudah dilakukan karena sampel dihomogenkan sehingga kemungkinan bakteri aerob dan bakteri anaerob dapat hidup. Metode tuang diinkubasi secara terbalik, hal ini dimaksudkan agar uap air yang berasal dari media tidak jatuh kembali ke atas media sehingga media dapat rusak.
            Berdasarkan hasil pengamatan, kenampakan yang muncul mengikuti pola tusukan, berwarna kuning keruh, dan pola pertumbuhan yaitu tersebar pada permukaan untuk kedua sampel yang diamati. Metode tusuk dilakukan dengan cara menusukkan kultur biakan dengan menggunakan jarum preparat  pada medium NA.
            Berdasarkan hasil pengamatan yang menggunakan medium cair diperoleh kenampakan spiral untuk sampel pertama dan rata untuk sampel kedua. Warna pada kedua sampel adalah kuning bening dengan pola pertumbuhan mengendap berbenang untuk sampel 1 dan rapat untuk sampel dua. Metode medium cair digunakan untuk menumbuhkan bakteri yang tidak dapat tumbuh di medium padat. Prinsip dari metode medium cair ini adalah untuk melarutkan  atau melepaskan mikroba ke dalam air. Pengenceran sangat diperlukan, karena semakin tinggi pengemceran maka peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar. Pada metode medium cair, kultur media dimasukkan ke dalam media NB menggunakan jarum ose. Menurut Winarni (1997), isolasi menggunakan medium cair dengan cara pengenceran. Kelebihan dari metode medium cair adalah dapat menunjukkan biakan yang banyak dan cepat. Sedangkan kelemahannya adalah tidak dapat membuat biakan murni dari bahan yang mengandung berbagai mikroorganisme (Dwidjoseputro, 2010).
            Setiap metode isolasi koloni mikroba dilakukan secara duplo. Yang dimaksud secara duplo yaitu dilakukan dengan dua kali percobaan yang sama. Hal ini dilakukan untuk membandingkan hasil biakan yang tumbuh pada metode isolasi yang sama. Dari setiap metode isolasi akan menghasilkan morfologi yang berbeda-beda walaupun bakteri yang digunakan sama. Hal ini disebabkan karena adanya perlakuan yang berbeda-beda pada setiap metode.

















KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
1.    Teknik isolasi bakteri digunakan untuk mendapatkan biakan murni atau kultur murni.
2.    Metode isolasi bakteri antara lain metode gores, metode sebar, metode tuang, metode tusuk dan metode medium cair.
3.    Metode gores menghasilkan kenampakan bergelombang, berwarna putih, dan pola pertumbuahn zig-zag.
4.    Inkubasi terbalik dilakukan agar uap air yang berasal dari media tidak jatuh kembali ke atas media sehingga dapat merusak  media itu sendiri.
5.    Semakin tinggi pengenceran, maka semakin tinggi kemungkinan mendapat satu sel mikroba.

1 komentar: