PENGUJIAN PROTEIN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Protein merupakan polimer yang terdiri dari monomer-monomer
asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein
berasal dari kata “protos” yang
berarti utama. Protein adalah senyawa organik kompleks yang tersusun atas unsur
Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan kadang-kadang
mengandung zat Belerang (S) dan Fosfor (P). Setiap polimer protein tersusun
atas monomer yang disebut asam amino. Masing-masing asam amino mngandung satu
atom Karbon (C) yang mengikat satu atom Hidrogen (H), satu gugus amin (NH2),
satu gugus karboksil (-COOH), dan lain-lain (gugus R). Hampir setiap fungsi
dinamik dalam makhluk hidup bergantung pada protein. Protein menyusun lebih
dari 50% massa kering sebagian besar sel, dan protein sangat penting bagi
hampir semua hal yang dilakukan organisme. Beberapa protein mempercepat reaksi
kimia dan yang lain berpean dalam penyimpanan, penyokongan struktural,
transpor, pergeraan, komunikasi selular serta pertahanan melawan zat asing.
Oleh karena itu, diperlukan pengujian protein untuk mengetahui sifat-sifat dan
jenis-jenis asam amino dan protein.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi
adanya gugus ɑ-asam amino bebas pada suatu bahan, untuk mengidentifikasi adanya
ikatan peptida suatu larutan, untuk mengidentifikasi gugus R asam amino yang
mengandung sulfur dan mengidentifikasi titik isoelektrik kasein.
TINJAUAN PUSTAKA
Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam amino
membentuk polimer rantai lurus dengan ikatan peptida, sehingga polimer ini
disebut denganpeptid atau polipeptida. Polipeptida mengalami pelipatan karean
reaksi gugus fungsi dan sisi reaktif molekul penyuunnya, sehingga tebentuklah
molekul besar polipeptida yang dinaman protein. Protein secara garis besar
dibagi menjadi dua, yaitu protein sederhana yang hanya tersusun oleh asam amino
dan protein konjugasi yang tersusu tidak hanya oleh asam amino namun juga bahan
lain seperti karbohidrat (glikoprotein), asam nukleat (nukleoprotein), lipid
(lipoprotein), logam (metaloprotein) dan fosfat (fosfoprotein) (Handito, dkk,
2014).
Protein berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut
dan penyimpan molekul lain seperti okseigen, mendukung secaramekanis sstem
kekbalan (imunitas) tubuh, menghasilka pergerakkan tubuh, sebagai transmitor
gerak syaraf dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan. Analisa diameter
protein menghasilkan unsur-unsur C, H, N dan O dan sering juga S. Disamping itu
beberapa protein juga mengandung unsur-unsur lain terutama P, Fe, Zi dan Cu
(Katili, 2009).
Protein
merupakan komponen itama dalam semua hal hidup, baik tumbuhan maupun hewan.
Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesa setelah
air. Kira-kira dari 50% berat yang terdidi atas unsur-unsur karbon (50-55%),
hidrogen (± 7%), oksigen (± 13%) dan fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%).
Ada beberapa protein lainnya yang mengandung unsur logam seperti tembaga dan
besi (Sirajuddin, 2012).
Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting pula.
Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzi,
suatu protein berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam
butir-butir darah merah atau erittrosit yang berfungsi sebagai pengangkut
oksigen ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian pula
zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen
juga suatu protein (Poedjiadi, 2009).
Protein
dalam tubuh berguna sebagai zat pembangun atau pertumbuhan karena protein
merupakan pembentuk jaringan baru dalam tubuh terutama pada bayi, anak-anak,
ibu hamil, ibu menyusui dan orang yang baru sembuh dari penyakit. Protein juga
berfungsi sebagai pengatur dalam metabolisme tubuh. Selain itu protein juga
merupakan komponen pembentuk antibodi untuk mempertahankan daya tahan tubuh
(Andayani, 2011).
Beberapa
uji terhadap protein, tes biuret merupakan salah satu cara untuk
mengidentifikasi adanya protein dalam larutan basa biuret memberikan warna
violet dengan CuSO4 karena aka terbentuk kompleks
dengan gugus CO dan gugus NH dari rantai
peptida dlam suasana basa. Pengendapan dengan logam diketahui bahwa protein
mempunyai daya untuk menawarkan racun. Pengendapan dengan alkohol, penambahan
pelarut organik seperti aseton atau alkohl akan menurnkan kelarutan protein
pada kedudukan dan distribusi dari gugus hidrofil polar dan hidrofon pola di
dalam molekul hingga menghasilkan protein yang dipol (Tim Dosen Kimia, 2011).

PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
Waktu dan Pelaksanaan Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Rabu, 12 November 2014 di Laboratorium Kimia dan
Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Alat dan Bahan Praktikum
a.
Alat-alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah pipet ukur, pipet tetes, karet, penjepit, rak tabung reaksi, penangas air, kompor listrik, stopwatch.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah pipet ukur, pipet tetes, karet, penjepit, rak tabung reaksi, penangas air, kompor listrik, stopwatch.
b. Bahan-bahan
Adapun
bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum adalah aquades, glisin 1%, albumin,
larutan Ninhidrin, pereaksi biuret, larutan NaOH, larutan CuSO4 , larutan pB
asetat, susu segar, tissue, kertas label.
Prosedur Kerja
a.
|

b.
Uji
Biuret
![]() |

c.
Uji
Sulfur
![]() |
|
![]() |
d.
Uji
Sifat Isoelektrik Protein
|
![]() |


![]() |
![]() |
HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan
Uji Ninhidrin
Jenis
Larutan
|
Sebelum
dipanaskan
|
Setelah
dipanaskan
|
Aquades
|
Bening
|
Bening
|
Albumin
|
Bening
kekuningan
|
Biru
pekat
|
Glisin
1%
|
Keruh
|
Ungu
|
Tabel 3.2 Hasil Pengamatan
Uji Biuret
Jenis
Larutan
|
Sebelum
dipanaskan
|
Setelah
dipanaskan
|
Aquades
|
Biru
muda
|
Bening
keabuan
|
Albumin
|
Ungu
|
Coklat
pekat
|
Glisin
1%
|
Biru
tua
|
Abu
|
Tabel 3.3 Hasil Pengamatan
Uji Sulfur
Jenis
Larutan
|
Sebelum
dipanaskan
|
Setelah
dipanaskan
|
Glisin
1%
|
Bening
|
Bening
|
Albumin
|
Bening
|
Coklat
kehitaman
|
Tabel 3.4 Hasil Pengamatan
Uji Sifat Isoelektrik Protein
Jenis
Larutan
|
Nomor
tabung reaksi
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
pH
|
||||||
4,1
|
4,4
|
4,8
|
5,1
|
5,4
|
5,7
|
|
Jumlah
endapan
|
3
|
3
|
3
|
1
|
2
|
2
|
PEMBAHASAN
Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam amino
membentuk polimer rantai lurus dengan ikatan peptida, sehingga polimer ini
disebut denganpeptid atau polipeptida. Polipeptida mengalami pelipatan karean
reaksi gugus fungsi dan sisi reaktif molekul penyuunnya, sehingga tebentuklah
molekul besar polipeptida yang dinaman protein. Protein secara garis besar
dibagi menjadi dua, yaitu protein sederhana yang hanya tersusun oleh asam amino
dan protein konjugasi yang tersusu tidak hanya oleh asam amino namun juga bahan
lain seperti karbohidrat (glikoprotein), asam nukleat (nukleoprotein), lipid
(lipoprotein), logam (metaloprotein) dan fosfat (fosfoprotein) (Handito, dkk,
2014).
Praktikum kali ini dilakukan pengujian protein yaitu uji
Ninhidrin, uji Biuret, uji Sulfur dan uji sifat Isoelektrik protein. Yang
pertama adalah uji Ninhidrin. Uji Ninhidrin digunakan untuk mengidentifikasi
asam amino bebas yanng terdapat pada sampel. Asam amino bebas adalah asam amino
yang gugus aminonya tidak terikat (Robinson, 1895). Ninhidrin adalah reagan
yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan menetapkan konsentrasinya dalam
larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik dan bila bereaksi
dengan asam amino akan menghasilkan zat warna ungu. Hasil pengamatan percobaan
menunjukkan bahwa larutan yang diuji uaitu albumin da glisin 1% menunjukkan
reaksi positif terhadap larutan Ninhidrin. Sedangkan aquades bereaksi negatif
terhadap larutan Ninhidrin. Hasil percobaan mnunjukkan bahwa albumin da glisin
bereaksi positif mengandung gugus amino bebas. Adanya kandungangugus karboksil
(-COOH) dan amino bebas (NH3) pada sampel yang diuji ditunjukkan dengan
perubahan warna sampel menjadi biru pekat dan ungu. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hart (2003) yang menyatakan bahwa zat warna ungu yang sama dihasilkan
dari semua asam amino α dengan gugus primer dan intensitas warnanya berbanding
lurus dengan konsentrasi asam amino yang ada. Pemanasan yang dilakukan tiap uji
percobaan bertujuan untuk koagulasi protein sehingga tidak larut dalam air dan
terbentuknya endapan. Aquades tidak mengalami perubahan warna setelah
direaksikan dengan larutan Ninhidrin karena aquades tidak mengandung asam
amino.
Uji Biuret adalah uji yang digunakan untuk mengetahui
adanya ikatan peptida pada sampel protein. Biuret adalah senyawa dengan dua
ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea. Komposisi dari
reagan ini adalah senyawa kompleks yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen
(H), oksigen (O) dan nitrogen (N) dan merupakan hasil reaksi antara dua senyawa
urea (CO(NH2)2). Uji Biuret didasarkan pada reaksi antara ion
dan kata peptida dalam suasana basa.
Pereaksi Biuret akan berikatan pada gugus terakhir asam amino pada protein utuh
diantara ikatan peptida, dan asam amino bebas. Hasil pengamatan percobaan
menunjukkan bahwa dari tiga sampel yang diuji yaitu aquades, albumin dan
glisin, hanya albumin yang bereaksi positif dengan pereaksi biuret, sedangkan
aquades dan glisin bereaksi negatif. Hal ini menunjukkan bahwa pada albumin
yang bereaksi positif terdapat ikatan peptida yang menggabungkan asam amino
yang satu dengan yang lainnya yang ditandai dengan perubahan warna dari ungu
menjadi coklat pekat setelah dipanaskan. Hal ini sesuai dengan pendapatn
Fesenden (1997) yang menyatakan bahwa dalam suasana basa, ion
yang berasal dari pereaksi Biuret (CuSO4) akan
bereaksi dengan gugus –CO dan –NH dari rantai peptida yang menyusun protein
membentuk kompleks berwarna violet. Bintang (2010) menyatakn bahwa semakin
banyak asam amino bebas, ikatan peptida bebas dan rantai terakhir asam amino,
maka warna ungu akan semakin nampak. Aquades dan glisin bereaksi negatif
ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna yang menunjukkan tidak adanya
ikatan peptida pada sampel tersebut.


Uji Sulfur adlah uji protein yang betujuan untuk
mengidentifikasi gugus R asam amino yang mengandung sulfur seperti sistein dan
metionin dalam asam amino. Sistein merupakan asam amino yang mengandung atom S
pada molekulnya. Reaksi pB asetat dengan asam-asam amino tersebut akan
membentuk endapan berwarna gelap, yaitu garam PbS. Penambahan NaOH dalam
pecobaan ini adalah untuk mendenaturasikan protein sehingga ikatan yang
mengandung atom S dapat terputus oleh Pb-asetat membentuk PbS, sedangkan Pb
berfungsi seagai donor
(Grindra, 1986). Dari dua samoel yang
digunakan dalam uji Sulfur yaitu albumin dan glisin, hanya albumin yang
bereaksi positif terhadap uji Sulfur. Reaksi positif ini ditandai dengan
perubahan warna yang terjadi dari bening menjadi coklat kehitaman. Hal ini
menunjukkan bahwa albumin mengandung asam amino yang rantainya samping
mempunyai senyawa belerang. Sedangkan glisin tidak menunjukkan perubahanwarna
yang signifikan, oleh sebab itu dikatakan bereaksi negatif terhadap uji Sulfur.

Uji Sifat Isoelektrik Protein adalah uji yang dilakukan
untuk mengindentifikasi titik isoelektrk kasein (susu sapi). Menurut Elkhapia
(2013) titi isoelektrik merupakan pH dimana kelarutan protein minimum karena
uumlah ion positif dan ion negatif sama (muatan nol). Larutan Buffer adalah
larutan yang dibuat dari asam lemah degan garamnya yang berasal dari asam kuat.
Larutan Buffer yang digunakan adalah Na asetat dan Asam asetat. Dari hasil
pengamatan percobaan, kasein pada tabung 1,2,3 memiliki banyak endapan dengan
pH 4,1; 4,4 dan 4,8. Kasein pada tabung 4 tidak memilii endapan dengan pH 5,1,
sedangkan pada tabung 5 dan 6 yang memiliki pH 5,4 dan 5,7 terdapat sedikit
endapan. Penambahan asam asetat adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
denaturasi potein. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa titik pH issoelektrik
adalah 4,4 karena memiliki endapan paling banyak. Menurut Bucke et al. (1987)
Penggumpalan oleh asam dikendalikanoleh pH, partikel kasein berada pada titik
isoelektris pada pH 4,6. Pada pH tersebut afinitas partikel terhadap air
menurun dan oleh karenanya terjadi pengendapan.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Protein
merupakan polimer dari asam amino.
2.
Pengujian
sifat spesifik protein dapat dilakukan dengan uji Ninhidrin, uji Biuret, uji
Sulfur dan uji Isoelektrik protein.
3.
Uji
Ninhidrin untuk mengdentifikasi α asam amino bebas yang terdapat pada sampel.
Hasil pengamatan menunjukkan albumin dan glisin bereaksi positif sedangkan
aquades bereaksi negati.
4.
Uji
Biuret digunakan untuk mengetahui ikatan peptida pada sampel. Albumin mnunjukkn
reaksi positif mengandung ikatan peptida sedangkan aquades dan glisin bereaksi
negatif.
5.
Uji
Sulfur untuk mengidentifikasi gugus R asam amino yang mengandung belerang.
Albumin postif mengandung sulfur sedangkan glisin negatif mengandung sulfur.
6.
Uji
Isoelektrik untuk mengidentifikasi titik isoelektrik protein. Tabung 1,2,3
merupakan titik isoelektrik protein karena memiliki banyak endapan, sedangkan
4,5,6 tidak memiliki endapan.
dapusnya ngga ada kah ?
BalasHapuskok ga ada daftar pustakanya :(
BalasHapusiya gak ada dftr pustaka :(
BalasHapusMakasih, membantu banget nii, sayang ny daftat pustaka gak ada...
BalasHapuskalau enggak, ada buku kan ada jdi buka aja dibuku
BalasHapusdaftar pustaka nya
BalasHapusDapusnya ngga ada :(
BalasHapusDapusnya ngga ada :(
BalasHapusdapusnya disini ya teman - teman.
BalasHapushttp://tikagpravitri.blogspot.com/2015/09/kumpulan-daftar-pustaka-praktikum.html