|

TEKNIK ISOLASI
MIKROBA
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Isolasi
mikroba adalah pemindahan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan
menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Suatu mikroba yang
hidup di alam terbuka jarang dijumpai tumbuh sebagai biakan murni. Namun pada
umumnya dalam populasi campuran dengan mikroba lain. Dalam mengisolasi mikroba,
semua alat yangdigunakan harus steril agar media yang akan digunakan tidak akan
terkontaminasi oleh mikroba lain yang tidak diinginkan. Mikroba tidak
membutuhkan banyak tempat untuk perkembangannya, salah satu tempat perkembangan
mikroba adalah media buatan yang dapat dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau
cawan petri. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum mengisolasi mikroba yaitu
sifat dan jenismikroba yang akan diisolasi, tempat hidup dan asal mikroba,
medium untuk pertumbuhan yang sesuai, faktor lingkungan tempat inkubasi, dan
cara menanam mikroba (Dwidjoseputro, 2010). Oleh karena itu, praktikum ini
dilakukan untuk mengetahui teknik-teknik isolasi mikroba seperti bakteri dan
khamir.
Tujuan
Praktikum
Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui teknik-teknik isolasi mikroba dan cara
mengisolasinya.
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu mokroba yang hidup di alam
terbuka jarang dijumpai tumbuh sebagai biakan murni, tetapi pada umumnya dalam
populasi campuran dengan mikroba lainnya. Untuk mengidentifikasi mikroba,
termasuk pengujian morfologi, fisiologi dan serologi, sebelumnya perlu
dilakukan isolasi dari habitatnya. Jadi, isolasi suatu mikrobia adalah
memindahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkan sebagai
biakan murnidalam media buatan (Nazaruddin, 2014).
Isolasi mikroba pada
prinsipnya adalah memisahkan jenis mikroba dengan jenis mikroba lainnya dengan
asal mikroba yang terdiri dari berbagai macam spesies. Hal ini dapat dilakukan
dengan menumbuhkan biakan pada media padat. Pada medium padat, sel-sel akan
membentuk suatu koloni sel yang tetap. Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh
media pada beberapa tempat yang terpisah maka setiap sel atau kumpulan sel yang
hidup akan berkembang menjadi satu koloni sehingga mudah perpisahan selanjutnya
(Schlegel, 2007).
Pemindahan bakteri dari
medium lama ke medium yang baru atau dikenal dengan istilah inokulasi bakteri
ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar
semua alat-alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan
inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi,
yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh
di dalam medium adalah benar-benar biakan murni (Dwijoseputro, 2010).
Dikenal beberapa metode
untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dan diantaranya yang
paling sering digunakan adalah metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip
pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan
bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati.
Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme
sedemikian rupa sehingga individu spesies dapat dipisahkan (Arifanto, 2009).
Di
alam bebas, tidak ada mikroba yang hidup sendiri atau terlepas dari spesies
lain. Seringkali mikroba patogen kedapatan secara bersama-sama dengan mikroba aerob
(saprobakteri). Dalam biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh
suatu biakan murni, tetapi juga bagaimanamemelihara serta mencegah pencemaran
dari luar. Medium untuk membiakkan mikroba haruslah steril sebelum digunakan.
Kontaminasi dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak
mikroorganisme. Teknik biakan murni untuk suatu spesies dikenal dengan beberapa
cara yaitu cara pengenceran, cara penuangan, cara pengenceran (Waluyo, 2007).
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Selasa, 11 November 2014 di Laboraturium
Mikrobiologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas
Mataram.
Alat dan Bahan
Praktikum
a. Alat-alat
Praktikum
Adapun alat-alat yang
digunakan dalam praktikum mikrobiologi yaitu tabung reaksi, mikropipet, cawan
petri, jarum ose, drigalski, lampu bunsen, jarum ent, jarum preparat, dan incubator.
b. Bahan-bahan
Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi yaitu suspensi biakan murni (Bacillus
sp.), medium Nutrient Agar (NA), medium Plate Count Agar (PCA), dan Nutrien Broth (NB).
Prosedur
Kerja
a. Metode
gores
1. Diambil
kultur biakan dengan menggunakan jarum ose.
2. Digoreskan
ujung jarum ose diatas permukaan NA.
3. Dilakukan
metode diatas secara duplo (dua kali percobaan).
4. Dibungkus
cawan petri dengan plastik dan diberi label.
5. Diinkubasi
pada suhu 37oC didalam inkubator selama 2 hari.
6. Diamati
warna, bentuk, dan pola pertumbuhan koloni bakteri.
b. Metode
sebar
1. Diambil
kultur biakan (Bacillus sp.) dengan menggunakan pipet mikro
sebanyak 0,5 ml.
2. Dituang
diataas permukaan medium NA.
3. Diratakan
kultur biakan diatas medium NA menggunakan drigalski.
4. Dilakukan
langkah 1 sampai 3 secara duplo (dua kali percobaan).
5. Dibungkus
cawan petri dengan plastik dan diberi label.
6. Diinkubasi
pada suhu 37oC di dalam inkubator selama 2 hari.
7. Diamati
warna, bentuk, dan pola pertumbuhan koloni bakteri hasil inkubasi.
c. Metode
tuang
1. Diambil
kultur biakan cair sebanyak 1 ml dengan menggunakan mikropipet.
2. Dipindahkan
ke cawan steril, dituangkan media.
3. Digoyangkan
dan diputar cawan petri di atas meja untuk meratakan penyebaran biakan dalam
medium.
4. Dilakukan
langkah 1-3 secara duplo (2 kali percobaan).
5. Dibungkus
cawan petri dengan plastik dan diberi label.
6. Diinkubasi
dengan suhu 37oC di dalam inkubator selama 2 hari.
7. Diamati
warna, bentuk, dan pola pertumbuhan koloni bakteri hasil inkubasi.
d. Metode
tusuk
1. Dicelupkan
ujung jarum preparat ke dalam suspensi bakteri.
2. Ditusukkan
secara tegak ke dalam medium NA.
3. Dilakukan
langkah 1-2 secara duplo (dua kali percobaan).
4. Dibungkus
cawan petri dengan plastik dan diberi label.
5. Diinkubasi
dengan suhu 37oC didalam inkubator selama 2 hari.
6. Diamati
warna, bentuk, dan pola pertumbuhan koloni bakteri hasil inkubasi.
e. Metode
medium cair
1. Diambil
kultur biakan dengan menggunakan jarum ose.
2. Dipindahkan
biakan ke dalam media NB dan ditutup dengan kapas.
3. Dilakukan
langkah 1-2 secara duplo.
4. Dibungkus
tabung reaksi dengan plastik dan diberil label.
5. Diinkubasi
dengan suhu 37oC di dalam inkubator selama 2 hari.
6. Diamati
warna, bentuk dan pola pertumbuhan koloni bakteri hasil inkubasi.
HASIL
PENGAMATAN
Tabel 3.1. Hasil Pengamatan Teknik Isolasi Mikroba
No
|
Metode
|
Kenampakan
|
Warna
|
Pola Pertumbuhan
|
|||
|
|
U1
|
U2
|
U1
|
U2
|
U1
|
U2
|
1
|
Gores
|
Bergelombang
|
Bergelombang
|
Putih
|
Putih
|
Zig-zag
|
Zig-zag
|
2.
|
Sebar
|
Bergelombang
|
Bergelombang
|
Bening
|
Bening
|
Menyebar
|
Menyebar
|
3.
|
Tuang
|
Rata
|
rata
|
Putih
|
Putih
|
Menyebar
|
Menyebar
|
4.
|
Tusukan
|
Mengikuti tusukan
|
Mengikuti tusukan
|
Kuning keruh
|
Kuning keruh
|
Tersebar pada permukaan
|
Tersebar pada permukaan
|
5.
|
Cair
|
Spiral
|
Rata
|
Kuning bening
|
Kuning bening
|
Mengendap berbenang
|
Rapat
|
PEMBAHASAN
Suatu mikroba yang hidup di alam
terbuka jarang dijumpai tumbuh sebagai biakan murni, tapi pada umumnya dalam
populasi campuran dengan mikroba lainnya. Untuk mengidentifikasi mikroba,
termasuk pengujian morfologi, fisiologi, dan serologi, sebelumnya perlu
dilakukan isolasi dari habitatnya. Jadi isolasi suatu mikroba adalah
memindahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkan sebagai
biakan murni dalam medium buatan (Nazzarudin, 2014).
Praktikum ini dilakukan untuk
mengetahui dan melakukan beberapa cara untuk mengisolasi mikroba. Dalam
praktikum ini dilakukan lima metode isolasi mikroba yaitu yaitu metode gores,
metode sebar, metode tusuk, metode tuang dan metode medium cair. Kultur yang
digunakan dalam praktikum ini adalah Bacillus
sp. dan medium Nutrient Agar (NA).
Berdasarkan hasil pengamatan
diperoleh kenampakan bergelombang untuk sampel satu dan dua. Warna yang
diperoleh untuk kedua sampel adalah putih dengan pola pertumbuhan zig-zag.
Metode gores bertujuan untuk menumbuhkan kultur pada media baru dan untuk
mengisolasi mikroba. Pada metode gores, kultur digoreskan dengan menggunakan
jarum ose pada permukaan medium dengan pola tertentu. Menurut Surbakti (2010),
metode gores memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dari latihan.
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Metode gores
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah koloni yang dihasilkan
adalah koloni tunggal dan kelemahannya adalah proses pelaksanaannya cukup sulit
karena membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian yang tinggi. Contohnya pada
saat menggoreskan kultur agar tidak merusak media.
Berdasarkan metode
sebar diperoleh hasil
kenampakan bakteri
bergelombang untuk sampel 1 dan 2. Berwarna bening dengan pola pertumbuhan menyebar.
Kelebihan dari metode sebar adalah dapat digunakan untuk memisahkan mikroba
aerob dengan mikroba lainnya. Sedangkan kelemahannya adalah sulit membedakan
kontaminan karena sampel diratakan ke seluruh permukaan. Metode sebar bertujuan
agar mikroba dapat tumbuh merata pada permukaan media. Sebelum isolasi,
dilakukan pengenceran yang bertujuan agar populasi mikroba tidak terlalu padat.
Menurut Razuna (2010), sumber mikroba harus diencerkan terlebih dahulu agar
populasinya tidak terlalu padat. Apabila tidak dilakukan pengenceran, maka
populasi mikroba yang tumbuh pada media tumbuh terlalu padat sehinngga akan
sulit mengidentifikasinya.
Metode tuang atau tebar dilakukan
dengan cara menghomogenkan mikroba yang akan dibiakkan dengan media Nutrient Agar (NA) yang telah dicairkan
diatas suhu 45oC yang
kemudian dibiarkan memadat. Dari hasil pengamatan diperoleh kenampakan yang
rata dari bakteri untuk kedua sampel. Warna yang diperoleh adalah putih dengan
pola menyebar. Menurut Volk (1993), menyatakan bahwa cara penuangan terdiri
dari penginokulasian biakan campuran ke dalam tabung-tabung uji yang mengandung
NA cair yang telah didinginkan, isinya diaduk untuk memencarkan bakteri ke
seluruh medium. Kelemahan metode tuang adalah kontaminan sulit dibedakan sedangkan
kelebihannya mudah dilakukan karena sampel dihomogenkan sehingga kemungkinan
bakteri aerob dan bakteri anaerob dapat hidup. Metode tuang diinkubasi secara
terbalik, hal ini dimaksudkan agar uap air yang berasal dari media tidak jatuh
kembali ke atas media sehingga media dapat rusak.
Berdasarkan hasil pengamatan,
kenampakan yang muncul mengikuti pola tusukan, berwarna kuning keruh, dan pola
pertumbuhan yaitu tersebar pada permukaan untuk kedua sampel yang diamati. Metode
tusuk dilakukan dengan cara menusukkan kultur biakan dengan menggunakan jarum
preparat pada medium NA.
Berdasarkan hasil pengamatan yang menggunakan medium cair diperoleh
kenampakan spiral untuk sampel pertama dan rata untuk sampel kedua. Warna pada
kedua sampel adalah kuning bening dengan pola pertumbuhan mengendap berbenang
untuk sampel 1 dan rapat untuk sampel dua. Metode medium cair digunakan untuk
menumbuhkan bakteri yang tidak dapat tumbuh di medium padat. Prinsip dari
metode medium cair ini adalah untuk melarutkan
atau melepaskan mikroba ke dalam air. Pengenceran sangat diperlukan,
karena semakin tinggi pengemceran maka peluang untuk mendapatkan satu sel
semakin besar. Pada metode medium cair, kultur media dimasukkan ke dalam media
NB menggunakan jarum ose. Menurut Winarni (1997), isolasi menggunakan medium
cair dengan cara pengenceran. Kelebihan dari metode medium cair adalah dapat
menunjukkan biakan yang banyak dan cepat. Sedangkan kelemahannya adalah tidak
dapat membuat biakan murni dari bahan yang mengandung berbagai mikroorganisme
(Dwidjoseputro, 2010).
Setiap metode isolasi koloni mikroba
dilakukan secara duplo. Yang dimaksud secara duplo yaitu dilakukan dengan dua
kali percobaan yang sama. Hal ini dilakukan untuk membandingkan hasil biakan
yang tumbuh pada metode isolasi yang sama. Dari setiap metode isolasi akan
menghasilkan morfologi yang berbeda-beda walaupun bakteri yang digunakan sama.
Hal ini disebabkan karena adanya perlakuan yang berbeda-beda pada setiap
metode.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain
:
1. Teknik
isolasi bakteri digunakan untuk mendapatkan biakan murni atau kultur murni.
2. Metode
isolasi bakteri antara lain metode gores, metode sebar, metode tuang, metode
tusuk dan metode medium cair.
3. Metode
gores menghasilkan kenampakan bergelombang, berwarna putih, dan pola
pertumbuahn zig-zag.
4. Inkubasi
terbalik dilakukan agar uap air yang berasal dari media tidak jatuh kembali ke
atas media sehingga dapat merusak media
itu sendiri.
5. Semakin
tinggi pengenceran, maka semakin tinggi kemungkinan mendapat satu sel mikroba.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus